foto saya ambil dari FB cucu beliau disini |
Nama asal Jinawi Bin Duhamid (Abdul Hamid) lahhir pada 3 mei 1922 didesa jingah bujur. Bagian dari kampung Haur Gading distrik Amuntai
Orang tua laki-laki bernama Duhamid alias Abdul Hamid Bin Khadir kelahiran Haur Gading sebagai seorang sebagia seorang petani, ternak itik, ayam dan pencari ikan tidak pernah sekolah, hanya bisa baca Quran termasuk penjunjung perintah ALLAH.
Orang tua perempuan beranama Semarang binti Ahmad bin Kutut, Fatimah binti Durauf. Kelahiran desa Jingh Bujur.
Sekitar tahun 1924 lahir adik bernama Muni dan sekitar tahun 1925 ibu kami bernama Semarang meninggal dunia kena penyakit cacar dengan meninggalkan 2 orang anak yaitu Jinawi (KH. M. Janawi) dan Muni.
Kemudian ayah (Duhamid) kawin lagi dengan saudara tertua dari ibu (Semarang) bernama Ayu jadi kami berdua ( jinawi dan Muni ) di asuh oleh Ibu tiri dengan baik layaknya anak kandung sendiri
Sekitar tahun 1927 atau baru berusia sekitar 5 tahun beliau (KH.M. janawi) sudah bisa membaca Alquran malah sudah dua kali khatam, belajar sama nenek perempuan ibu dari mama bernama Fatimah Binti Duraup. Beliau seorang guru mengaji yang banyak punya murid laki-laki dan perempua, beliau mulai mengajar dari pukul 06.30 pagi sampai 10.00 pagi, disambung lagi dari dari pukul 14.00 sampaidengan pukul 16.00.
Pada tahun 1930 beliau (KH.M. janawi) masuk sekolah Vlok School di Haur Gading yang dikepalai oleh Guru Abdullah orang Kandangan. Namun sewaktu masuk sekolah tidak diterima karena masih kecil dan belum sampai “memegang tangan ketelinga” ( adat orang dahulu ketika ingin masuk sekola, anak disuruh melingkarkan tangan di atas kepala sampai ketelinga apabila belum sampai maka tidak diterima dengan alasan tidak cukup umur). Namum beliau (jinawi) berkata “saya bisa mengaji Quran dan Bisa menulis” lalu beliau (KH.M. janawi) disuruh oleh guru untuk menulis di papan tulis dan beliau (KH.M. janawi) menuliskan angka 1 sampai dengan 10. Lalu guru Abdullah tertawa karena menulis angka 4 begini rupanya, sedangkan disekolahan begini . lalu beliau (KH.M. janawi) diterima disekolahan untuk mengganti seorang murid yang berhenti namanya Muhammad, lalu nama beliau (KH.M. janawi) ditulis dibelakang nama Muhammad yang berhenti tadi, lalu jadilah nama beliau (KH.M. janawi) Muhammad Janawi dengan kata “JI” diganti dengan kata “JA” .
foto saya ambil dari FB cucu beliau disini |
Buku pelajarannya hanya dua buah, kelas 1 tidak pakai buku hanya membaca tulisan guru pada papan tulis kemudian masing-masing murid disurus menyallin dengan bak dibantu dengan gerip.
Kemudian diberikan nilai oleh guru pada tulisan masing-masing kemudian disuruh membacanya dengan bergiliran. Tulisan Arab tidak dipelajari dikelas 1, dasar pelajarannya hanya ada tiga menulis, membaca, dan berhitung kadang-kadang menyanyi dan guru bisa juga berkisah. Pukul 10.00 kelas 1 pulang dan kelas 3 keluar untuk istirahat. Jam 10.30 kelas 2 dan kelas 3 masuk kelas untuk belajar kembali dan pada pukul 13.00 kelas 2 dan kelas 3 baru pulang. Ada dua mata pelajaran di kelas 2 dan memakai buku paket, buku A,B,C dan buku belajar membaca dan menulis huruf arab nama bukunya Bambang dan belajar Menggambar. Untuk kelas 3 dan memakai buku mata Matahari Terbit.
Dalam tata tertib sekolah, tempat duduk siswa tidak boleh berpindah-pindah, tidak boleh berbicara ketika beraada dalam kelas, beliau (Janawi) selama sekolah sangat baik, tidak pernah tinggal kelas dan selalu rangking 1. Setelah lulus sekolah beliau(Janawi) mendapatkan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang berkop cap Cron, namun sayangnya STTB tersebut dipinjam oleh orang sewaktu dinegara. Kandangan Kab. HSS.
Pada tahun 1934 beliau (KH.M. janawi) tamat sekolah Vlok Schol dan dapat STTB. Tahun 1936 beliau (KH.M. janawi) mengaji kitab arab membaca kitab Dammon,Awamil, Jurumiah dengan Guru H.Alur (Hisa), Abdul Karim dan Rapi.i. Tahun 1938 Membaca kitab Mukhtasar dengan Tuan Guru H. Alur dan kitab Asmam dengan Tuan Guru H. Ali Jumaid di Teluk Keramat. Pada tahun 1939 belajar Hadis Arbain dengan Tuan Guru H.Basran Teluk Kubah, dan belajar kitab Taudihat dengan Tuan Guru H. Harkasi
Pada tahun 1940 beliau (KH.M. janawi) Mengaji kenegara Kandangan kab. HSS. Belajar kitab Ibnu Aqil denganTuan Guru H.M Karhasi, kitab Qathar dengan Tuan Guru H.M yasin. Tahun 1942 beliau (K.H M. Janawi) Menikah dengan Seorang perempuan Mulih dan masuk belajar ke Normal Islam Amuntai (pada tahun itu tentara Jepang datang ke Amuntai ) yang membuat lembaga pendidikan Normal Islam merosot dan hampir tutup.
Pada tahun 1945. Beliau (K.H M. Janawi) mengaji kesungai Banar belajar kitab Tafsir Khawi dan kitab Fiqih Ianafut thalibin dengan Tuan Guru H. Abdul Hamid. Pada tahun 1947. beliau( K.H M. Janawi) pergi kemekkah sekeluarga, pada tahun 1948 beliau( K.H M. Janawi) diangkkat menjadi Penghulu di kampung Haur Gading. Tahun 1950. Jadi kepala Desa Haur Gading merangkap jadi Penghulu, tahun 1960 diangkat jadi Guru Agama pada Lembaga Pendidikan Nurul fajeri Haur Gading, Tahun 1972 diangkat menjadi Qadhi Amuntai dan jadi Anggota DRPD tingkat 1 kal-sel.
Komentar
Posting Komentar